Sumber Gambar : Ilustrasi (elder.org)

Timbulnya Kesepian Dalam Penyesuaian Diri pada Lansia

Kesepian adalah perasaan tidak nyaman yang muncul ketika seseorang merasa terisolasi atau tidak memiliki hubungan sosial yang memadai. Masalah kesepian sering muncul pada masa dewasa akhir, atau yang lebih biasa disebut ‘lansia’, di mana individu mengalami perubahan besar dalam kehidupan mereka seperti pensiun, kehilangan pasangan hidup, atau anak-anak yang telah pindah dan hidup mandiri.

Kesepian dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti kurangnya koneksi sosial, kesulitan dalam membangun hubungan baru, atau hilangnya hubungan yang telah ada sebelumnya. Kesepian dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik seseorang, seperti meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan gangguan tidur.

Dalam penyesuaian diri pada masa dewasa akhir, kesepian dapat menjadi tantangan yang sulit dihadapi. Namun, dengan dukungan dan usaha yang tepat, individu dapat mengatasi kesepian dan memperkuat koneksi sosial mereka untuk mencapai kesejahteraan mental dan fisik yang lebih baik.

Sebelum itu, kita perlu mengetahui definisi dari emptiness syndrome, penyesuaian diri dan masa dewasa akhir:

Empty Nest Syndrome atau Sindrom Sarang Kosong

Empty Nest Syndrome merupakan perasaan umum berupa kesepian maupun kesedihan yang dialami oleh orangtua ketika anak-anak mereka telah meninggalkan rumah. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa perubahan menuju masa sarang kosong (empty nest) lebih dominan terjadi pada para wanita, terutama ibu rumah tangga. Jika dibandingkan dengan ayah, ibu akan lebih mengalami stres ketika anak-anaknya mulai pergi dari rumah untuk memulai hidup baru, karena seorang ibu menghabiskan lebih banyak waktu dan tenaga bersama anak-anak mereka.

Tidak hanya dialami orangtua, sindrom ini mungkin juga dialami kepada yang lebih muda. Namun ada kesamaan khas yang mempengaruhi kemunculan sindrom sarang kosong ini, yaitu derajat kedekatan antarindividu. Semakin dekat hubungan seorang individu dengan individu lainnya, maka semakin besar pula potensi dia mengalami sindrom kesepian ini.

Penyesuaian diri

Dimaknai sebagai usaha penguasaan (mastery), yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustasi tidak terjadi.

Masa dewasa akhir

Masa dewasa akhir disebut juga masa penutupan dalam rentang hidup pada seseorang, di mana masa ini bisa dikatakan masa yang beranjak jauh dari kehidupan atau masa sebelumnya. Dalam pandangan psikologi, masa tua atau lansia memiliki rentang umur 60 tahun ke atas, di mana pada usia ini terjadi penurunan kekuatan fisik sampai penurunan daya ingat.

Menurut Mbaeze & Ukwandu (2011), fase empty nest syndrome memiliki beberapa gejala yang pada umumnya dialami oleh lansia. Gejala-gejala tersebut antara lain:

1) Perasaan kehilangan

Perasaan tersebut muncul ketika orangtua tidak dapat lagi menjalankan perannya untuk menjaga dan memelihara anak-anaknya, dikarenakan sang anak sudah tidak lagi tinggal serumah dengan mereka. Perasaan kehilangan tersebut terjadi umumnya pada orang tua yang hubungannya sangat dekat dengan anak-anak mereka.

2) Merasakan kesedihan

Kesedihan yang dialami orangtua pada saat mengalami empty nest syndrome dapat merupakan gabungan dari beberapa peristiwa hidup yang lain, seperti menopause, masa pensiun, dan sebagainya.

3) Kekosongan dalam kehidupan individu

Individu pada saat mengalami empty nest syndrome akan merasakan kekosongan dalam hidupnya. Kekosongan dalam hal ini disebabkan oleh berkurangnya kegiatan atau rutinitas, anak yang telah mampu hidup secara independen, serta masalah-masalah yang dihadapi oleh keluarga.

Dengan memahami gejala-gejala tersebut, individu dapat mengenali lebih dalam apa yang dirasakan dan apa yang dibutuhkan dirinya. Perlu diketahui bahwa sangatlah normal jika individu merasakan perasaan-perasaan tersebut saat menginjak fase dewasa akhir. Sangat normal pula jika merasakan kesedihan di saat anak-anak meninggalkan rumah dan keadaan keluarga tidak seperti dulu lagi. Keadaan seperti itu membutuhkan penanganan yang baik dan sesuai.

Cara Mengatasi Rasa Kesepian pada Lansia

Bagi banyak orang, menghadapi rasa kesepian dapat dikurangi dengan tetap berhubungan dengan anak-anak mereka, baik secara langsung ataupun melalui telepon, video call, atau yang lainnya. Di saat stres dan kesepian, mencari dukungan sosial juga dapat membantu. Misalnya dengan berkumpul bersama teman-teman seusia atau tetangga, atau melakukan kegiatan bersama dalam komunitas seperti senam olahraga, kegiataan keagamaan (majlis taklim), dan sebagainya.

Yan tak kalah penting adalah merawat diri dengan baik, dalam bentuk pola makan yang sehat, olahraga, dan tidur yang cukup. Jangan lupa untuk tetap beraktivitas seperti membaca, mendengarkan musik, menonton TV, berjalan-jalan, berbelanja, menyiram tanaman, memberi makan binatang peliharaan, bersih-bersih kamar atau rumah, dan lain-lain. Jika dilakukan sesuai kemampuan –--jangan sampai memaksakan diri atau kecapekan-- kegiatan-kegiatan tersebut dapat menimbulkan rasa senang dan sibuk, sehingga dapat menghalau kesepian.

Terakhir, penting untuk diingat bahwa mengatasi kesepian adalah proses yang membutuhkan waktu dan usaha. Hal ini karena masalah kesepian dapat sangat kompleks dan seringkali terkait dengan banyak faktor, seperti isolasi sosial, keterbatasan keterampilan sosial, dan pengalaman trauma masa lalu. Oleh karena itu, solusi untuk mengatasi kesepian tidak dapat dicapai dalam waktu cepat.

Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan lansia untuk memperkuat koneksi sosial mereka. Pertama, mereka dapat mengambil inisiatif untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, seperti terlibat dalam sebuah komunitas, yang memungkinkan mereka bertemu dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama. Kedua, mereka dapat memanfaatkan teknologi untuk tetap terhubung dengan orang-orang yang penting bagi mereka, seperti keluarga dan teman-teman. Misalnya, mereka dapat mengatur panggilan video secara rutin atau memanfaatkan platform media sosial untuk berbagi cerita dan pengalaman.

Dalam hal ini, dukungan dari keluarga dan teman-teman juga dapat sangat membantu untuk mengusir rasa sepi atau memerlukan bantuan lainnya. Jika perlu, lansia bisa pula melibatkan terapis atau konselor untuk membantu mengatasi masalah-masalah isolasi sosial yang dihadapinya.

Mengatasi kesepian memang tidak mudah dan membutuhkan waktu dan usaha. Namun, dengan mengambil langkah-langkah kecil untuk memperkuat koneksi sosial, serta mencari dukungan dari orang-orang terdekat,  para lansia dapat mengatasi masalah kesepian dan merasa lebih terhubung dengan dunia di sekitar mereka.

***

Tim Penulis:

Cakrawala Ramadhani Putri Arisiva, Mahdatania Nur Utami, Regita Rivandra Suhari, Dinda Tri Kurnia, Fatimah Az Zahra, Anita Eka Samira, Huzaiva Ramzee

 

==

Referensi:

Amalia, Ayu Diah. "Kesepian dan isolasi sosial yang dialami lanjut usia: Tinjauan dari perspektif sosiologis." Sosio Informa: Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial 18.3 (2013).

Bougea, Despoti, and Vasilopoulos. (2019). Empty-nest-related psychosocial stress: Conceptual issues, future directions in economic crisis. Psychiatriki, 30 (4)

Mbaeze, I. .., and Elochukwu Ukwandu. 2011. “Empty- Nest Syndrome, Gender and Family Size as Predictors of Aged Adjustment Pattern.” Pakistan Journal of Social Science 8(4):166–71.

Papalia, D.E, Olds, S.W.,& Feldman, R.D. (2008). Human development. Jakarta: Kencana Septiningsih, D ., & Na’Imah, T. (2016). Kesepian pada usia lanjut: Studi tentang bentuk, faktor pencetus dan strategi coping. Psycho Idea, 1, 1-9. Suardiman, S. P. (2011). Psikologi usia lanjut. Yogyakarta: UGM Press. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition National Institutes of Health (2019)

Artikel Lainnya

Tidur menjadi salah satu pelepas rasa lelah. Saat tidur, aktivitas otak secara keseluruhan melambat tetapi ada semburan energi yang cepat.

Ketika seseorang sudah memasuki fase lanjut usia (lansia), secara alami fungsi-fungsi tubuh akan mengalami penurunan, termasuk pula dalam hal daya ingat, atau yang sering disebut dengan istilah demensia.