Sumber Gambar : Canva-AI

Sisi Lain Perilaku Flexing

Salah satu perilaku yang paling sering terjadi di dunia media sosial saat ini adalah fenomena flexing. Dan itu tidak dilakukan oleh satu kalangan tertentu saja, misalnya artis atau figure public, tapi kini semua orang bisa tergoda untuk melakukan hal tersebut. 

Merujuk pada banyak contoh, istilah flexing dapat diartikan sebagai perilaku seseorang yang sering sekali memamerkan entah itu kekayaan, kemewahan, dan keberhasilan diri mereka di depan orang lain melalui sosial media yang mereka miliki. 

Alasan seseorang untuk melakukan flexing mungkin beragam, tapi biasanya mereka memiliki anggapan untuk terlihat hebat dan mempunyai banyak teman. Padahal, seringkali kenyataannya justru berbanding terbalik. 

Penelitian yang dilakukan University of Michigan di Amerika serikat menyebutkan bahwa setidaknya 66% orang cenderung memilih mobil mewah dibandingkan mobil yang biasa-biasa saja. Namun, ketika harus memilih teman, mereka akan memilih yang memiliki mobil biasa-biasa saja ketimbang dengan orang-orang yang juga mempunyai mobil mewah.

Fakta psikologisnya ialah, ketika akan memilih suatu barang untuk dipakai, seseorang akan cenderung untuk memperlihatkan ‘peran’ yang ingin ditampilkan di hadapan orang lain. Maka orang itu akan memilih sebaik-baiknya pilihan yang ada. Namun, ketika harus memilih teman, mereka cenderung tidak ingin tertutup oleh gemerlap yang dimiliki oleh sang teman. Sebab, pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan untuk diakui dan diterima, sehingga mereka akan cenderung memilih yang biasa-biasa saja atau setara dengan dirinya.

Itulah kemudian muncul anggapan bahwa semakin kaya dan bergelimang kemewahan seseorang, maka akan semakin sedikit teman yang ia miliki. 

Sebenarnya apakah alasan seseorang memilih flexing ataupun show off jika mereka cenderung akan memiliki teman yang lebih sedikit? Alasan yang mendasari seseorang melakukan flexing dapat beragam dan umumnya merupakan perasaan yang berasal dari diri sendiri. Namun sesungguhnya perasaan dan kebutuhan untuk flexing ini dipengaruhi pula oleh bagaimana lingkungan memberi dampak pada diri orang tersebut. 

Secara umum terdapat beberapa alasan seseorang melakukan flexing, di antaranya:

  1. Insecure

Alasan paling umum seseorang melakukan flexing adalah mereka merasa insecure -- tidak aman, tidak mampu, cemas, dan tidak percaya diri. Orang akan cenderung pamer dan flexing pada saat lingkungan membuat mereka merasa tidak penting dan berharga, sehingga mereka merasa perlu untuk menunjukkan bahwa mereka adalah individu yang penting dan memiliki nilai dalam lingkungan tersebut. 

Orang yang terbebaskan dari perasaan insecure cenderung tidak akan melakukan flexing. Mereka yang paham benar ‘nilai’ dan kualitas diri mereka tidak akan merasa perlu repot-repot menjabarkan kelebihan yang mereka miliki. Karena pada dasarnya, jika kita memang hebat dan paham betul nilai diri kita, kita akan merasa cukup sehingga tidak memerlukan validasi dari orang lain atau lingkungan. 

  1. Mereka sedang melewati masa yang sulit

Seringkali ekspektasi kita akan suatu hal berbenturan dengan kenyataan yang ada dan hal ini akan menciptakan disonansi kognitif. Pada saat-saat sulit tersebut, kita ingin memaksakan diri untuk percaya bahwa semuanya berjalan baik-baik saja. Oleh karena itu, kita akan cenderung menampilkan citra diri yang baik-baik saja bahkan sukses di depan banyak orang, agar baik diri sendiri maupun orang lain percaya bahwa hal yang sedang kita lakukan—entah itu pekerjaan, bisnis, ataupun akademik—sedang dalam keadaan baik dan tanpa masalah. 

  1. Kondisi di waktu kecil

Salah satu yang berperan dalam menciptakan kondisi flexing yaitu kondisi di masa kecil. Orang yang terbiasa menerima banyak perhatian selama hidupnya akan cenderung untuk mempertahankan kondisi tersebut. Saat dewasa, salah satu cara yang dapat digunakan untuk ‘menarik banyak perhatian’ dari lingkungan tempat ia berada yaitu dengan flexing atau show off sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain. 

  1. Kebutuhan akan penerimaan

Alasan lainnya mengapa seseorang melakukan flexing adalah karena mereka butuh sebuah penerimaan dan juga pengakuan. Kebutuhan mereka akan penerimaan dan pengakuan akan membuat mereka mencari cara agar terlihat ‘outstanding’ atau luar biasa dibanding orang lain pada umumnya. 

Perlu diketahui bahwa tidak semua kegiatan menceritakan keberhasilan dapat dikategorikan flexing. Terkadang mereka hanya ingin bercerita atau berbagi (sharing) pengalaman keberhasilan mereka. Namun, jika ternyata hal itu berlangsung terus menerus, sering, dan rutin, bisa jadi hal tersebut adalah perilaku flexing.

Sebagai pelajaran bagi diri sendiri adalah, kita tidak perlu pamer jika kita memang hebat dan merasa bahwa lingkungan pun menilai kita demikian. 

Artikel terbaru

2025-09-08 14:51:49 WIB

2025-09-08 14:40:21 WIB

Artikel Lainnya

Pernahkah Anda merasa sakit perut, lalu periksa ke dokter, namun menurut dokter tidak ditemukan masalah fisik yang mengganggu Anda?

Bernapas merupakan salah satu cara dalam merespons stres. Teknis pernapasan dalam dan meditasi bisa dilakukan dimana dan kapan saja